Tradisi Sosiokultural

Tradisi Sosiokultural 
  
Teori sosiokultural menunjukkan bagaimana pelaku komunikasi memahami diri mereka sebagai mahluk mahluk kesatuan dengan perbedaan-perbedaan individu dan bagaimana perbedaan tersebut tersusun secara sosial dan bukan ditentukan oleh mekanisme psikologis atau biologis 
. 
Pendekatan sosikultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita terhadap makna, norma, peran dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori ini mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan di luar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi dalam kelompok, komunitas dan budaya. 
Tradisi sosiokultural memiliki sejumlah sudut pandang yang berpengaruh antara lain: paham interaksi simbolis (symbolic interactionism), konstruksionisme (constructionism), sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi, dan etnometodologi. Paham interaksi simbolis berasal dari kajian sosiologi melalui penelitian Herbert Blumer dan George Herbert Mead yang menekankan pentingnya observasi partisipan dalam kajian komunikasi sebagai cara dalam mengeksplorasi hubungan-hubungan sosial. Ide terpokok dari paham interaksi simbolik telah diadopsi dan dielaborasi oleh banyak pakar sosial serta sekarang dimasukkan dalam kajian kelompok, emosi, diri, politik dan struktur sosial. 
 Sedangkan dalam paham konstruktivisme sosial atau yang dikenal juga sebagai the social construction reality, di mana sudut pandang ini telah melakukan penyelidikan tentang bagaimana pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi sosial. Identitas benda dihasilkan dari bagaimana kita berbicara tentang objek, bahasa yang digunakan untuk menangkap konsep kita dan cara-cara kelompok sosial menyesuaikan diri pada pengalaman umum mereka. Karena itu, alam dinilai kurang penting dibandingkan bahasa yang digunakan untuk memberi nama, membahas dan mendekati dunia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

artikel tentang bios

Tradisi Sibernatika